BATUBARA, 16 Januari 2025 – Pembangunan kantor Bupati Batu Bara yang menelan anggaran sebesar 54 miliar Rupiah kini menjadi sorotan masyarakat.
Banyak pihak menilai bahwa kualitas infrastruktur gedung tersebut tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, desain bangunan juga dinilai kurang mencerminkan kultur budaya yang ada di Kabupaten Batu Bara. Kantor Bupati Batu Bara yang baru saja selesai dibangun memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan tokoh pemuda setempat.
Firman Akbar, seorang pemuda Melayu menyampaikan kritikan terkait proyek pembangunan tersebut. Menurut Firman, meskipun anggaran yang dialokasikan sangat besar, kualitas fisik gedung tidak mencerminkan harapan masyarakat.
"Saya sangat kecewa dengan hasil pembangunan kantor ini. Sebagai gedung yang seharusnya menjadi simbol pemerintahan daerah, kualitas bangunan harus mencerminkan standar yang lebih tinggi. Ini tidak sesuai master plan perencanaan awal," ungkap Firman
Selain kualitas infrastruktur, Firman juga menyoroti aspek desain bangunan yang dinilai tidak mencerminkan kultur budaya Melayu yang kental di Kabupaten Batu Bara. Gedung yang megah tersebut dianggap lebih mengedepankan konsep modern, sementara nilai-nilai tradisional dan budaya lokal justru tidak tampak dalam desainnya.
"Sangat disayangkan jika gedung pemerintahan ini tidak mencerminkan kultur budaya yang dimiliki daerah kita. Sebagai warga Batu Bara, kami berharap setiap pembangunan bisa mengangkat identitas budaya lokal," tambahnya.
Sebagai tokoh pemuda, Firman berharap agar ke depannya, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Batu Bara lebih memperhatikan aspek budaya lokal. Menurutnya, budaya Melayu harus menjadi bagian penting dalam setiap proyek pembangunan agar dapat menciptakan ruang publik yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mencerminkan identitas daerah.
“Kita menginginkan di kepemimpinan pemerintahan yang baru, dapat membenahi semua persoalan ini. Terutama infrastruktur yang Taj mencerminkan tentang kultur budaya Melayu, ditambah lgi yg tak sesuai dengan masterplan pembangunan, sudah lari dri konsep” ungkap Firman dengan tegas
Kritik terhadap pembangunan kantor Bupati Batu Bara ini menjadi cerminan bagi pemerintah daerah untuk lebih bijak dalam merancang proyek-proyek yang bersifat monumental. Tidak hanya mengutamakan anggaran yang besar, tetapi juga harus mempertimbangkan kualitas dan aspek budaya yang ada di daerah tersebut.
Kepada masyarakat Batu Bara, diharapkan dapat terus memberikan masukan konstruktif agar pembangunan di daerah ini dapat lebih baik dan mencerminkan potensi budaya yang ada. (Putra)